Last Resort

Dalam satu fragmen, aku bertemu orang yang dalam banyak hal memiliki kesamaan pemikiran denganku. Menemukan spitting of image dari diri sendiri sering kali menyenangkan. Ada rasa bahwa diri sendiri bukanlah satu-satunya stranger on paradise. Ada semacam dorongan yang jika dalam suatu kerumunan komunal secara analog disebut psikologi massa dalam lingkup sekecil-kecilnya. Orang merasa lebih berani saat bersama, memiliki orang yang punya pemikiran sama, memiliki tujuan dan visi yang sama. Dalam beberapa kondisi bisa menjadi tempat untuk berbagi tanpa khawatir “dihakimi”.

Suatu ketika yang lain, aku memiliki kondisi harus hidup di suatu daerah yang aku sama sekali belum pernah menginjakkan kaki di daerah tersebut sekaligus tidak memiliki orang sebagai sumber informasi apapun tentang daerah tersebut. Sembari mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang daerah tersebut, aku juga bertanya kepada kawan yang pada saat yang sama harus menuju daerah tersebut. Maka ketika aku tahu bahwa kawanku itu juga mengalami hal yang sama, aku menjadi merasa lebih tenang.

“Oh, bukan aku aja yang nggak tahu.”

Kadang dalam kondisi ketidaktahuan akan sesuatu, aku memiliki keberanian karena merasa ada orang lain yang juga mengalami hal yang sama dan perlu mengatasinya.

”Kalau orang lain saja bisa, kenapa aku tidak?”

Dalam kalimat kutipan pertama, rasa senasib dalam ketidaktahuan menjadikan diri sendiri lebih tenang meski dalam tone negatif mengurangi semangat untuk mencari tahu informasi lebih banyak. Sementara pada kalimat kedua memiliki tone positif memunculkan competitiveness dan keberanian untuk mengatasi problem yang dihadapi.

Bagaimana saat orang merasa diri sendiri tidak mampu mengatasi masalah, merasa orang lain tidak mampu membantu mengatasi masalah?

Seseorang yang dalam banyak hal merupakan spitting of image dariku pernah berkata,

“Tuhan ada untuk orang-orang yang butuh tempat bersandar dan membutuhkan tempat untuk menggantungkan harapan.”

Mintalah kepada Tuhanmu, gantungkanlah harapanmu. Minimal dengan begitu kamu masih memiliki semangat untuk survive menanti, barang kali suatu ketika Tuhanmu menjawab permintaan dan harapanmu.

Bagiku, kondisi seperti ini adalah last resort. Untuk mencapai pada tingkatan ini, aku perlu menempatkan pada posisi Tuhan adalah “seorang sahabat” dan bukan sesuatu yang “patut diagungkan”. Betapa sungkan meminta kepada sesuatu yang digambarkan oleh banyak kitab sebagai sesuatu yang letak, kemampuan, dan kekuasaannya jauh melebihi jangkauan manusia.

Jangankan kepada Tuhan. Minta kepada atasan langsung aja sungkan, kan?

Bahwa kemudian, keberadaan “bantuan” Tuhan dalam permasalahanmu signifikan atau tidak, itu sudah berbeda cerita. Seperti yang pernah aku ceritakan dalam catatan sebelumnya.

Glosarium:

spitting of image : objek lain yang sangat mirip hingga sulit dibedakan.
last resort : langkah terakhir saat semua cara lainnya gagal.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Situs ini menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda dalam menelusuri situs ini. Kami akan menganggap Anda setuju dengan ini, tetapi Anda dapat memilih meninggalkan halaman ini jika tidak setuju. SetujuBaca Selengkapnya