Gempa Bumi dan Tsunami Pulau Kreta 365

[26.10.15] Tanggal 21 Juli pada tahun pertama pengangkatan Valentinian bersama saudaranya, fenomena mengerikan tiba-tiba menyelimuti seluruh dunia, kejadian yang sepertinya tak pernah diceritakan kepada kita dalam dongeng maupun dalam sejarah.

[26.10.16] Tak lama setelah fajar menyingsing, diawali dengan sambaran petir bertubi-tubi, bumi yang semetinya kokoh tiba-tiba bergetar dan berguncang kuat, laut tiba-tiba surut menjauhi daratan sehingga segala mahkluk yang hidup di dalam gelapnya laut terlihat oleh manusia. Cekungan, gundukan, dan celah-celah sempit di laut yang Sang Pencipta sembunyikan di kedalaman lautan hingga tak pernah terpapar matahari, untuk pertama kalinya menerima pancaran sinar matahari.

[26.10.17] Surutnya air laut menyebabkan banyak kapal kandas, seolah-olah berada di tengah daratan, orang tanpa rasa takut berbondong-bondong berlarian kesana-kemari menuju daratan yang baru saja muncul untuk mengumpulkan ikan-ikan yang terkapar. Laut murka tak terima secara mendadak didorong mundur. Sebagai balasan, laut menenggelamkan dan menyapu orang-orang itu ke daratan dengan sangat kuat, jauh ke daratan. Dorongan air laut meratakan bangunan di kota-kota tak terhingga jumlahnya. Di tengah kekacauan itu air surut kembali, bumi tiba-tiba berubah menjadi berantakan dan menampakkan wajah yang luar biasa mengerikan.

[26.10.18] Akibat gelombang air tinggi pada saat yang tidak diharapkan, ribuan orang mati tenggelam. Karena gelombang itu datang silih berganti, pasang-surut berkali-kali, kapal-kapal setelah kandas dan tenggelam muncul kembali dengan jasad-jasad tergeletak tanpa nyawa di geladak.

[26.10.19] Kapal lain yang lebih besar, terombang-ambing oleh gelombang tinggi dan kandas di atas bangunan (seperti yang terjadi di Alexandria) dan beberapa kapal lain terhempas hampir dua klimometer ke daratan. Kapal Laconian yang kulihat di Mothone terbelah dan rusak parah.

*Kutipan di atas adalah hasil terjemahaan bebas saya dari Ammianus and the Great Tsunami yang membahas catatan Ammianus Marcellinus (Seorang sejarawan Romawi abad keempat) oleh Galvin Kelly dalam The Journal of Roman Studies, Vol. 94 (2004), pp. 141-167.


Hasil Studi Modern (Beda Pendapat Mekanisme Sumber)

Petunjuk pelepasan energi terkait sumber gempa Kreta 365 dapat dijumpai dari reruntuhan pelabuhan tua di Phalasarna, sisi barat Pulau Kreta. Reruntuhan pelabuhan ini kini berada ratusan meter jauh ke daratan dari bibir pantai dengan ketinggian tujuh meter di atas permukaan laut. Hasil penanggalan radiokarbon pada fosil biota di permukaan menunjukkan kemungkinan akibat gempa bumi kuat pada awal-awal abad masehi yang dianggap berkaitan dengan kejadian dalam catatan Ammianus. Hasil ekskavasi pada studi arkeologi di bebrapa tempat di sekitar laut Mediterania bagian timur dan selatan menunjukkan adanya barang-barang antik dari kehidupan pada masa 365 Masehi yang rusak pada waktu yang sama jika dikorelasikan dengan catatan Ammianus.


Subduksi Hellenic (Mw8.0-8.5)

George Pararas-Carayannis (2011) menyebutkan gempa bumi dan tsunami Kreta 365 akibat megathrust Hellenic Arc yang menunjam di bawah pulau Kreta. Berdasarkan data pergeseran dan pengangkatan lempeng yang terdokumentasi dengan baik, diperkirakan patahan yang terjadi berupa patahan naik (thrust fault) dengan patahan memanjang berarah Barat Taut – Tenggara. Sebelumnya Papadimitriou, dkk. (2007) menyimpulkan kekuatan gempa Kreta 365 akibat Subduksi Hellenic pada kisaran magnitudo momen (Mw) 8.0-8.5 berdasarkan perkiraan rupture length dan bukti-bukti pengangkatan yang ada.

Lokasi dua segmen thrust fault dari Hellenic Arc yang menyebabkan gempa bumi dan tsunami tahun 365 dan tahun 1303. segmen yang berarah Barat Laut – Tenggara diduga menjadi sumber gempa Kreta 365.
Perkiraan ruptur length Hellenic Subduction di sisi barat daya Pulau Kreta berdasarkan perubahan ketinggian akibat pengangkatan daratan. Berdasarkan geometri rupture length, diduga gempa memiliki magnitudo momen antara Mw8.0-8.5.

Tsunami Longsoran (Megaturbidit)

Alina Polonia, dkk. (2013) menyimpulkan adanya tsunami longsoran berdasarkan hasil pemetaan batimetri, interpretasi data seismik, dan sampling sedimen. Bukti yang digunakan menunjukkan adanya sedimen dengan ketebalan 20-25 meter (Homogenite/Augias) yang longsor bukan karena kaldera Santorini (aktivitas erupsi gunung api) melainkan akibat gempa bumi Kreta 365. Megaturbidit yang lebih tua juga ditemukan di bawahnya yang diperkirakan terjadi pada 14.590 tahun lalu. Hal ini menimbulkan asumsi bahwa kejadian sedimentasi ekstrem akibat gempa bumi di wilayah sekitar laut Mediterania bisa jadi merupakan kejadian berulang.

Topografi dan batimetri di sekitar laut Mediterania
Interpretasi seismik menunjukkan ketebalan sedimen yang terendapkan secara massive dan rapid akibat gempa Pulau Kreta 365

Sesar Turun Bawah Laut (Mw7.7)

Richard Ott, dkk. (2021) menyimpulkan bahwa berdasarkan studi geologi regional, sebaran bukti yang ada, polaritas gelombang tsunami berdasarkan catatan sejarah, dan hasil pemodelan ketinggian rendaman, gempa yang menimbulkan tsunami di Kreta hingga Alexandria pada tahun 365 berupa sesar normal (sesar turun) di laut dengan kisaran magnitudo momen (Mw) 7.7-7.9 yang diduga akibat aktivitas Sesar Sfakia.

Skenario mekanisme sumber gempa berdasarkan ketinggian pengangkatan di daratan dengan tiga kemungkinan yaitu: Sfakia fault zone, Phalasarna Faul Zone, dan Hellenic Through.
Pemodelan tsunami dengan skenario Sfakia Fault Zone berupa sesar turun dengan magnitudo momen Mw7.7

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Situs ini menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda dalam menelusuri situs ini. Kami akan menganggap Anda setuju dengan ini, tetapi Anda dapat memilih meninggalkan halaman ini jika tidak setuju. Setuju Baca Selengkapnya